Beberapa orang tua yang sudah mempunyai dua anak yang masih balita, akan mulai mempunyai masalah dalam membeli mainan, pakaian, ataupun makanan. Mainan harus beli dua buah, karena kalau tidak anak akan ribut. Jika membeli mainan hanya satu yang ada bukannya anak senang, tapi yang ada adalah keributan. Dan akhirnya kita berpikir, lebih baik tidak membeli mainan saja jika akhirnya jadi ribut.
Pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua. Dan mainan adalah salah satu media pendidikan yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Mainan yang banyak dan beragam bukanlah hal yang bermanfaat untuk anak. Akan tetapi, mainan yang sederhana, murah, sedikit tapi edukatif, itu akan lebih bermanfaat.
Apa nilai edukasi dengan membelikan mainan, tidak dua buah, tapi hanya satu buah???
Hal ini akan menjadi media untuk anak agar belajar berbagi. Hal ini adalah salah satu pendidikan yang harus kita tanamkan sejak dini. Anak yang sejak kecil tidak belajar berbagi, cenderung egois dan sulit bekerja sama ketika anak mulai sekolah bahkan sampai dia dewasa.
Jadi, apa yang kita sampaikan kepada anak ketika kita membelikan satu mainan?? “Kakak, adik, umi punya mainan untuk berdua.” Selanjutnya, lihatlah reaksi pertama kakak yang biasanya tidak mau kalah. Setelah itu, biasanya adik akan menangis. Setelah itu, kita tidak usah marah-marah kepada kakak. Kita dekati dia, peluk, dan dengarkan perasaannya yang senang mendapatkan mainan. Setelah itu, kita ceritakan juga bahwa adik juga ingin mendapatkan mainan yang serupa. Kita sampaikan bahwa kita senang mempunyai anak seperti kakak yang sayang sama adik, suka berbagi, dan sholeh. Setelah itu, mudah-mudahan kakak mau berbagi mainan dengan senang hati. Bila masih sulit tidak mau berbagi, orang tua bisa saja membuatkan aturan berbagi sementara dengan cara bergantian sambil tetap memberikan pujian kepada anak untuk kesebarannya dalam berbagi. Bila masih sulit juga, kita harus melatihnya berulang-ulang.Selamat mencoba.
Ummu Haidar
Tiada ulasan:
Catat Ulasan